"1998" adalah sebuah novel karangan Ratna Indraswari Ibrahim yang berlatar di Malang di pengujung masa orde baru. Mengisahkan kehidupan Putri pasca kerusuhan 1998, yang merupakan seorang mahasiswa dan anak walikota.
Informasi Buku
- Judul: 1998: Sebuah Novel
- Penulis: Ratna Indraswari Ibrahim
- Penerbit: Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2012
Tokoh-Tokoh Utama dalam Novel
- Putri
- Galih
- Neno
- Heni
- Gundul, Rudy, Marzuki
Karakter Tokohnya
- Putri
- Neno
- Galih
- Heni
- Gundul, Rudy, dan Marzuki
Alur Cerita
Mengisahkan tentang kehidupan Putri pasca penurunan presiden Soeharto. Putri merupakan anak dari walikota Malang dan mempunyai kakak bernama Galih. Putri berkuliah di Universitas Brawijaya. Walaupun ia seorang mahasiswa, ia takut untuk mengikuti demo sebab orang tuanya yang merupakan seorang walikota. Walaupun begitu, Putri bersimpati kepada teman temannya yang memperjuangkan keadilan bagi Indonesia.
Singkat cerita, Soeharto turun dari jabatannya sebagai presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Hal tersebut membuat para mahasiswa bergembira di seluruh penjuru negara. Sebab perjuangan mereka kini terbayarkan. Namun novelnya tidak berakhir disini, Neno hingga saat itu masih belum muncul semenjak ikut berdemo. Hilangnya Neno membuat Putri heran dan bingung.
Putri berspekulasi bahwa sebenarnya Neno diculik oleh agen luar negri. Mungkinkah pada saat itu Neno ikut berdemo hanya sebagai provokator? Yang pasti Putri belum tahu kenyataanya hingga sekarang. Bahkan hingga akhir novel, dikisahkan bahwa Neno masih belum ditemukan.
Alur cerita yang dikisahkan dalam novel ini berjenis alur maju.
Konflik
Dalam novel tersebut, konflik yang terjadi adalah peristiwa demonstrasi yang terjadi di Indonesia, terutama diceritakan lebih jelas di Malang. Pada saat itu, situasi di Malang tidak separah di Jakarta. Walaupun begitu, Putri yang merupakan anak walikota merasa tidak nyaman untuk ikut pergi berdemo. Hilangnya Neno juga membuat cerita semakin menegangkan. Karena hilangnya Neno sampai akhir novel belum diketahui. Belum lagi Heni, yang merupakan keturunan Tionghoa yang akhirnya memutuskan untuk pindah ke Australia.
Akhir Konflik
Semenjak Soeharto turun, keadaan semakin membaik. Para mahasiswa di penjuru negri mulai berhenti berdemo. Walaupun begitu, Neno masih belum ditemukan. Pelanggaran HAM seperti salah satunya penculikan mahasiswa di dunia nyata pernah terjadi pasca kerusuhan 1998. Orang orang hilang tersebut membuat para mahasiswa protes dan menggelar aksi "kamisan", yang diadakan setiap hari kamis.
Amanat
- Mengawasi kinerja pejabat dan pemerintah dalam tugasnya memimpin bangsa.
- Mengamalkan prinsip "Berbeda beda tetapi tetap satu" dalam kehidupan dengan memperlakukan semua orang adil walaupun memiliki perbedaan ras, suku, maupun agama dari diri sendiri.
- Tidak berbuat kasar kepada orang yang memiliki perbedaan pendapat.
- Menjaga diri sendiri di tengah masyarakat.
- Selalu berpikir dengan bijak dalam menentukan perbuatan.
Fakta dan Opini
Fakta:
- Rezim orde baru akhirnya jatuh dengan turunnya presiden Soeharto di tanggal 21 Mei 1998.
- Putri merupakan anak dari seorang walikota.
- Mahasiswa mendesak turunnya Soeharto dari jabatannya.
- Galih berkuliah di Amerika.
- Galih sudah mempunyai anak bahkan sebelum menikah.
- Putri memiliki spekulasi tentang kehilangan Neno, yaitu bahwa Neno diculik oleh agen luar negri
- Para mahasiswa merasa bahwa turunnya Soeharto dari jabatannya dapat memulihkan keadaan negara.
- Para mahasiswa menuduh keturunan Tionghoa sebagai penyebab dari krisis moneter 1997.
- Putri merasa kurang aman sehingga ia menyusul kakaknya di Amerika.
- Galih merasa bahwa hidup di Amerika terasa lebih bebas ketimbang di Indonesia.